Kita semua pasti kenal dengan sosok Nagabonar, tokoh fiktif yang dipopulerkan melalui film layar lebar oleh Deddy Mizwar. Karakter tokoh fiktif ini ialah sosok seorang pencopet yang berjuang melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan. Sosoknya yang apa adanya membuatnya menjadi sosok yang disegani oleh pasukannya.
Pesan moral yang ingin disampaikan oleh Deddy Mizwar ialah bahwa semua orang, tidak peduli dengan status suku, agama, pendidikan, kekayaan, dsb, bisa berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah. Seperti sosok Nagabonar, yang hanya pencopet, akan tetapi menjadi komandan pasukannya dalam berjuang. Sebenarnya, Nagabonar tidak memiliki gelar resmi kemiliteran dari pemerintah. Kondisi saat itulah yang menyebabkan si Nagabonar mendapatkan pangkat jenderal. Ceritanya pada saat Nagabonar akan diajak berunding oleh penjajah yang memiliki pangkat tertentu, Nagabonar langsung berpikir bagaimana caranya supaya pada saat perundingan nanti, dia bisa mengendalikan situasi. Akhirnya, terbersitlah ide untuk “bagi-bagi” pangkat, dan Nagabonar sebagai pemimpin pasukan kebagian pangkat jenderal. Pada saat perundingan, dia diminta untuk menunjukkan markas pasukannya. Nagabonar tidak bisa baca tulis, jadi dengan spontan dia menunjukkan tempat manapun. Untungnya, lokasi yang ditunjuk olehnya bukan markas pasukannya, karena lokasi yang ditunjuknya dihancurkan oleh penjajah.
Sedangkan, pada film Nagabonar jadi dua, Deddy Mizwar ingin menunjukkan dengan perubahan zaman yang terjadi, Nagabonar merasa kesulitan dan tidak mengerti dengan kondisi yang sedang terjadi, bahkan dengan anaknya sendiri. Akan tetapi, dia berusaha sekuat tenaga untuk memahaminya, karena rasa cintanya kepada anaknya yang demikian besar. Orang Indonesia yang melihat film ini, tidak bisa tidak, pasti akan terbakar rasa nasionalismenya, karena dalam film ini kental dengan pesan-pesan kebangsaan yang sungguh luar biasa. Siapapun kita, kita bisa berkontribusi bagi kejayaan dan kehormatan bangsa Indonesia tercinta. Jika pada masa perang kemerdekaan, para pahlawan berjuang untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi, pada zaman modern ini kita bisa berjuang di bidang apapun kita dengan memberikan yang terbaik bagi bangsa ini.
Kebetulan pula pada tahun 2008 ini bangsa Indonesia akan menggelar kejuaraan Thomas dan Uber, lambang supremasi bulutangkis beregu, pada bulan Mei mendatang. Barangkali para atlet dan seluruh bangsa ini harus meresapi nilai-nilai yang terdapat dalam film Nagabonar ini. Dengan demikian, kita bisa berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Kejuaraan bergengsi tersebut. Para atlet dan ofisial berjuang di arena pertandingan, para pendukung yang memiliki kesempatan bisa dating langsung untuk mendukung para atlet kebanggaan kita bertanding, pihak televisi berjuang sekuat tenaga untuk memberikan kualitas siaran pertandingan yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia yang tidak bisa hadir langsung untuk memberikan dukungan, dan pihak pemerintah berjuang sekuat tenaga untuk mendorong semangat atlet dan ofisial dengan instrumen-instrumen yang pemerintah miliki.
Alangkah luar biasanya jika berbagai elemen di bangsa ini bisa bersinergi dengan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing pihak untuk mencapai kejayaan bangsa ini, bangsa besar yang sedang berjuang untuk mencapai kejayaannya kembali
Jayalah Indonesiaku!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar