Di tengah jalan, kami bertemu dengan rombongan lain, teman-teman dari jurusan biologi beberapa kampus, yang bertujuan sama, untuk memeriahkan Hari Bumi. Kemudian, kami bergabung dengan mereka dan meneruskan perjalanan. Setibanya di dekat pos polisi di CIkapayang, di dekat taman, sudah berkumpul lebih banyak orang lagi dengan berbagai atraksinya. Ada sekelompok anak muda yang bermain perkusi dari alat-alat sederhana seperti gentong, kaleng, dsb.
Selain itu, ada pula adik-adik SMP dan SMA yang ikut berjalan kaki untuk memeriahkan kampanye ini juga. Setelah beberapa saat berjalan, kami bertemu dengan teman-teman dari Himatek ITB yang menunjukkan suatu alat yang berguna untuk menyaring air yang kotor sehingga bisa bersih kembali. Bagus sekali alat tersebut, dari air yang sangat kotor dan pekat, setelah disaring, bisa menjadi air yang sangat jernih dan bersih, serta siap untuk diminum.
Kami pun melanjutkan perjalanan, hingga sampai di depan Edward Forrer, ada teman-teman yang mengajak bersantai sejenak dengan menari, tetapi dengan gerakan jenaka dan ringan-ringan. Sungguh menyenangkan dan lucu!! Hehehe, yang paling ga nahan, para “instruktur”nya itu tanpa ekspresi sama sekali, jadi saat dipadukan dengan gerakan tari tersebut menjadi terlihat lucu. Lumayan untuk beristirahat sejenak, sebelum melanjutkan perjalanan ke Sasana Budaya Ganesha.
Setelah itu, kami pun berjalan lagi menuju Sabuga, tempat pusat kampanye hari bumi di Bandung ini. Setibanya di sana, sudah berdiri stan-stan dari berbagai bidang yang intinya sama, yaitu perduli dengan lingkungan hidup kita. Ada teman-teman dari beberapa jurusan di ITB, kemudian ada beberapa LSM seperti Bicons dll, ada yang membuka stan untuk donor darah, ada yang memamerkan karya-karya unik yang diolah dari bungkus deterjen bekas, dengan beraneka macam produk, seperti tas, dompet, dsb.
Setelah itu, kami pun pulang bersama teman-teman Fosma. Karena motor kami ada di Balaikota, kamipun harus ke sana dulu untuk mengambilnya. Kamipun naik angkot bersama-sama menuju ke Balaikota. Setelah mengambil motor, saya dan empat sahabat saya, Deniar, Bayu, Ambar, dan Amel makan bersama di kawasan Gelapnyawang. Maklum, paginya belum sarapan, hehe…
Jujur, baru kali ini saya ikut Kampanye Hari Bumi, ternyata menarik sekali, dan sebaiknya bisa diperluas lagi agar bukan hanya orang-orang yang ikut Kampanye ini yang tahu, akan tetapi masyarakat juga bisa menerima informasi yang lebih lengkap agar bisa ikut serta untuk merawat bumi tercinta ini. Seperti teknik-teknik mengelola sampah, dari cara pemisahan hingga cara pengolahan, kemudian cara memanfaatkan bungkus-bungkus deterjen agar bisa digunakan kembali menjadi barang berguna yang lebih tahan lama, bahayanya bahan plastik dan styrofoam bagi manusia, cara mendaur ulang kertas, manfaat pepohonan, dsb. Informasi-informasi tersebut saya yakin belum semua lapisan masyarakat mengetahui hal-hal tersebut.
Memang, paradigma pembangunan yang ada di dunia saat ini mengalami berbagai macam perubahan, dari yang dulu memandang pelestarian lingkungan itu bukan menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, industri, dan perusahaan-perusahaan yang kemudian pada saat ini memandang bahwa pelestarian lingkungan itu menjadi suatu hal mutlak yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan-kegiatan industri, yang disebabkan oleh sudah parahnya kerusakan lingkungan yang timbul saat ini. Seharusnya sudah dari dulu perhatian terhadap lingkungan itu dilakukan, tidak usah menunggu sampai kerusakan lingkungan itu terjadi, akan tetapi kita juga harus menghargai dan mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait untuk lebih memperhatikan keberlanjutan (sustainability) dari lingkungan itu sendiri. Jangan hanya berkomentar saja, tetapi tidak bergerak untuk melakukan perubahan dan berupaya menyelesaikan perubahan ini.
Salut untuk semua pihak!!!
1 komentar:
Engineer peduli linkungan mas Anton :D .
Btw.. selamat kenal di blogospher.. rangkaian kata begitu berarti dan tak lekang oleh waktu selama kita masih mau membaca...
Salam
Posting Komentar