Empat jenis manusia :
- Those to whom things happen (seseorang yang hanya mampu menerima kejadian tanpa kepedulian khusus)
- Those who watch things happen (seseorang yang hanya mampu melihat dan mengamati suatu kejadian, tanpa mampu berbuat apa-apa yang produktif, hanya mampu mencela)
- Those who don’t even know things are happening ( seseorang yang benar-benar naif dan tidak menyadari kejadian sekelilingnya, bahkan tidak peduli)
- Those who make things happen (seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mewujudkan sesuatu, di mana sebelumnya orang lain tidak mampu untuk memikirkannya, apalagi mewujudkannya)
-louis gerstner, mantan ceo ibm-
Entrepreneur yang paling berbakat pun tetap manusia biasa. Dan anda tidak harus menjadi orang jenius dalam semua bidang untuk menjadi entrepreneur sukses. Setahu saya, li kha sing juga bukan orang jenius di segala bidang. Namun ia berhasil menjadi entrepreneur sukses, baik di negerinya maupun di mancanegara. Kita hanya perlu jenius dalam bidang yang sesuai dengan bakat dan pilihan hidup kita. Dan untuk itu kita harus terus belajar.
Jangan tinggalkan, tetapi justru gunakanlah pendidikan formal untuk mempelajari lebih banyak hal demi mewujudkan impian sebagai entrepreneur.
Tidak ada kata terlalu cepat atau terlalu lambat untuk menjadi entrepreneur. Yang penting, pelajarilah segala hal untuk mewujudkan mimpi dan setiap pelajaran itu harus berorientasi pada tindakan dan eksekusi.
Mimpikanlah apa yang anda inginkan. Inginkanlah apa yang anda impikan. Bangunlah keyakinan bahwa itu bisa anda peroleh melalui kerja keras yang terfokus. Ceritakan kepada diri sendiri dan teman-teman dekat apa yang anda impikan dan kerjakan. Dan bertindaklah mulai saat ini untuk mewujudkannya.
“ciputra mengajarkan kepada entrepreneur tentang pentingnya memilih bidang usaha yang bisa membuat kita menemukan mimpi-mimpi terbaik kita sendiri. Bidang usaha yang cocok dengan minat, pendidikan, dan bakat-bakat terbaik kita. Bidang usaha yang menumbuhkan mimpi-mimpi, di mana mimpi-mimpi itu justru sekaligus memasok energi dan membuat kita tetap bersemangat untuk berusaha, terutama jika sejumlah tantangan menghambat langkah ke depan.”
“ide bisnis dapat datang dengan berbagai cara pada waktu dan tempat yang tidak terduga. Supaya tidak mudah hilang, biasakanlah mencatat ide-ide bisnis tersebut. Sebuah ide bisnis yang tepat bisa bernilai sangat mahal.”
“seorang calon entrepreneur harus membiasakan diri tertarik pada praktik-praktik bisnis terbaik, di lingkungan terdekatnya atau di mana saja. Praktik-praktik terbaik itu bukan saja untuk dipelajari tetapi lebih dari itu untuk ditiru dan dijalankan sesuai konteks bisnis yang ada.”
“meniru adalah proses inovatif jika yang kita lakukan adalah meniru praktik-praktik terbaik, mengambil puncak-puncak pencapaian itu dan meramunya menjadi sesuatu yang lebih baik dan lebih bernilai sesuai dengan konteks usaha kita sendiri.
Mulailah dari apa yang ada pada diri kita; mulailah dari apa yang bisa kita lakukan. Coba sadari pengetahuan apa yang kita miliki, atau keahlian apa yang sesungguhnya bisa dijadikan pijakan awal, dan adakah kawan-kawan yang bisa diajak berbisnis? Mulailah dari langkah-langkah kecil, sambil merajut visi dan mimpi besar berikutnya.
Carilah mitra bisnis yang melengkapi keunggulan anda. Pola kemitraan akan memperkecil resiko masing-masing pihak dan memperbesar kemungkinan berhasilnya, karena dapat mempermudah dan mempercepat proses bisnis itu sendiri.
Mencari mitra bisnis seperti mencari istri. Tak perlu tergesa-gesa, namun gunakan semua jalur yang mungkin untuk memperoleh informasi seluas-luasnya. Jika masih ragu, bersabarlah; jika anda yang perlu, rendah hatilah. Tetaplah memperjelas kriteria dari mitra bisnis yang kita cari.
Yakinkanlah mitra bisnis anda dengan memberikan manfaat nyata, bukan janji-janji. Dan selalulah menjaga komitmen untuk memberikan manfaat bagi kedua belah pihak agar reputasi terjaga dan hubungan bisa langgeng.
Cermatlah membaca pasar. Jadilah yang terdepan dalam mengantisipasi siklus. Masukilah pasar yang belum matang.
Ketepatan mengatakan no sama pentingnya dengan ketepatan mengatakan yes. Jangan takut menunda menggarap sebuah bisnis baru jika anda yakin keputusan itu mendatangkan hasil lebih baik di masa depan.
Ada kalanya seorang entrepreneur harus menggunakan intuisinya dalam mengambil keputusan. Intuisi dapat dilatih dan dipelajari berdasarkan pengalaman. Semakin sering seorang entrepreneur dihadapkan pada keharusan mengambil keputusan pada saat sulit, semakin tajam intuisinya.
Seorang entrepreneur juga adalah pemasar yang tangguh. Ia tak kenal lelah menceritakan dan meyakinkan sebanyak mungkin orang pada saat kapan pun tentang betapa bernilainya bisnis baru yang ia garap.
Seorang entrepreneur yang sukses, membangun dan bekerja lewat organisasinya. Dalam tahap apapun bisnis anda, usahakan membangun organisasi.
Jangan memikirkan kemungkinan gagal. Pusatkan perhatian pada upaya mencapai hasil terbaik. Dan bila belum juga berhasil, upayakan lagi sampai berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar